Translate

Jumat, 18 Januari 2013

Punk Muslim, Di jalan tapi religius

Nongkrong, ngamen dan nyetreet menjadi bagian aktivitas anak punk di Ibu Kota. Tapi, sejak 2007 komunitas punk muslim yang berada di Pulogadung, Jakarta Timur, berbeda.

Berawal dari band punk yang didirikan mendiang Budi Khoironi, kini punk muslim berkembang menjadi komunitas yang beranggotakan sedikitnya 50 anak punk se-Jabodetabek dan menyebar ke kota-kota lain di Indonesia.

Setelah lima tahun berdiri, punk muslim sudah melahirkan dua album berisi 22 bernapaskan Islam, termasuk lagu yang lahir dari kesedihan melihat nasib bangsa Palestina.

Di markas berbagai keterampilan yang dimiliki dibagi pada anggota, salah satunya menyablon. Tak hanya itu saja konsep Islami dalam komunitas punk muslim ini tak hanya dipermukaan. Salat lima waktu tak boleh ditinggalkan. Pengajian Alquran diadakan dua kali seminggu.

Dua tahun terakhir mereka juga menggelar Pesantren Ramadan untuk mempertebal iman. Anak-anak ini juga dipercaya donatur untuk membantu menyalurkan santunan bagi janda dan anak yatim.

Salah satu anggota punk muslim yang telah kembali ke jalan Allah adalah Intan. Ia menjadi relawan di rumah yatim setelah sempat tiga3 tahun mencicipi kerasnya jalanan.

Meski lembar hitam kehidupan mereka tak bisa dihapus, mereka ingin menulis kisah baru yang lurus dan sepatutnya mendapat dukungan dan apresiasi semua pihak.(IAN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar