dalam berkarya seni ada satu attitude yang harus di perhatikan bagi
para seniman musikus ato para pencipta lagu, yaitu eksistensi dan
apresiasi mereka dalam setiap karya yang di tuangkan. artinya ada satu
tanggung jawab moril yang harus di emban bukan untuk kepentingan publik
tapi kepentingan person si pencipta lagu itu sendiri. pembahasan ini
tidak begitu signifikan artinya sangat subjektif, tapi ada satu nilai
yang pengen gw jabarkan disini.
kejujuran ! yup ini yang penting. jujur
dalam menciptakan karya seni ato lagu sesuai dengan dengan isi hatinya.
karena setelah jujur si musisi ato si pencipta lagu ini bisa
mempertanggungjawabkan karya2nya dan betul menggambarkan siapa dirinya
sebenarnya. tampa harus di batasi dalam berkarya cipta.
kejujuran ini seakan menjadi sesuatu yang langka di kalangan artis
ato musisi – musisi mainstream sekarang, terutama bagi band band cengeng
yang ada saat ini. mereka saat ini menjadi
boneka yang siap di dandan oleh major label, di poles dan di beri emas
dan harta. “terpenjara” oleh major label, dead line dan isi kontrak
kerja dan segala macam bentuk perjanjian yang bernilai angka dan
nominal, perlahan tapi pasti membunuh karakter utama mereka sebagai laki – laki tulen.
untuk jangka pendek memang menguntungkan tapi jangka panjangnya band
band cengeng tersebut hanya menjadi sapi perahan dari major label
kapitalis.
kejujuran dalam karya seni itu penting. saat ini artis ato musisi sudah terjebak dengan budaya hippies dan ambigu.
mereka membawakan karya – karya cemen bukan karena urgensi ato
kebutuhan jiwa mereka tapi karena kebutuhan masyarakat pada umumnya.
sehingga nilai – nilai estetika dalam setiap karya seninya menjadi
nomor yang kesekian bahkan keseratus. mereka menjadi penggombal ulung,
dan anehnya mereka tetap sustain dan mendapat tempat di masyarakat.
anda2 tentu bisa melihat artis2 yang terkenal lewat lagu2 cengengnya
dengan cinta yang menyayat hati. tapi dalam kehidupan sehari – hari si
artis terjebak oleh budaya hippies dan melakukan hal2 yang bertentangan
dengan esensi yang mereka buat sendiri dalam karya2 ato lagu – lagu
mereka ( yang sok suci ) , mereka
seakan menjadi sang penggombal yang sustain di masyarakat kita yang
ambigu juga. masyarakat yang rela di gombal oleh artis dan band2
cengeng tadi.
band band cengeng selalu di cap oleh masyarakat adalah kumpulan anak
muda yang baik hati. mereka di terima karena sesuai dengan konteks
pikiran masyarakat endonesa pada umumnya yaitu anak baik baik. bulan
ramadhan tiba mereka di paksa oleh sang major label berlomba – lomba
mengambil hati dan uang masyarakat dengan mengambil tema2 religi dalam
setiap lagunya, dan melepas segala aksesories hippies dan street fahion
yang telah menjadi produk kapitalis yang melekat di badan mereka diganti
dengan hal hal yang berbau agama secara simbolik. dan setelah itu
mereka pun kembali lagi menjadi penggombal yang ulung.
inilah yang menyebabkan kenapa gw angkat topi buat mas ebiet g ad, bimbo, frangky s, purgatory
yang secara jujur mengumandangkan keagungan tuhan tampa mengenal waktu
dan RBT ( ringtone band tolol ) , dan mengangkat jari tengah buat band2
cengeng dan RBT nya, F**k up !! shit!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar