www.anarchoi.gudbug.com
oleh : Randt Boreel
Ada kiriman dari
kawan di Sukabumi nih…——————–(iseng2 pengen kirim uneg2. hahahaha)Kita
udah sering lihat banyak sekali biduan wanita seksi baik di layar kaca
alias TiPi, radio, en media2 lainnya. Dari Beyonce hingga Krisdayanti.
Rocker selewat-lewat ampe penyanyi dangdut yang pantatnya bergoyang nan
seksi aduhai.. aaghhh.. tidaaaak!! Siapa yang gak konak lihat aksi
mereka? Munafik lo semua kalo gak suka ama goyangan Titi Kamal dengan
lagunya yang terkenal.. JABLAY! Gw yakin semua laki-laki akan ngaceng
tititnya, bahkan seorang Presiden sekali pun! Alim ulama, pendeta, siapa
tau ya kan?? Iya gak? Iya dooooonx. Bener gak? Bener dooooonx….
Tapi,
kawan.. gw lagi ogah ngomongin ttg seberapa pandai seorang TITI
membangunkan para TITIT. Gw adalah musisi, yg gw mau omongin itu ya
musik, bukan pantat. Ngaco aja lu.. “tapi kan musik itu untuk
didengarkan, bukan utk diperdebatkan..” celetuk seorang bayangan di
kepala gw. “ye.. niat gw bukan untuk mengkritik kayak
juri2 Negara Idol or Super Mamamia Lezatos, dodol! So, jangan berpikir
ini suatu ajang debat. Just Relax, My Friends.” OK! HERE WE GO! Industri
musik saat ini bagi gw udah kayak negara (lihat aja dari pembendaharaan
katanya : “INDUSTRI musik”). Ada kepala pemerintahannya, menteri2nya,
paduka permaisuri, berduka tiada yang peduli. Kita harus begini, kita
harus begitu. Band harus kayak gini, band harus mirip itu. Jargon2
pembusukan seperti MUSIK KITA SAMPAI MANA? Seolah-olah secara gak
langsung: “musisi yang baik dan benar, haruslah terkenal kayak Michael
Jackson dan Nirvana.” Dikenal dimana-mana. Di pelosok desa maupun kota.
Di surga atau neraka. Yang penting terkenal, apapun jalan yang harus
ditempuh. Harus siap rela mati berkorban. GILA!! But..my friends.. siapa
sih yg gak mau terkenal?? Ketika hidup banyak dipuji, ketika mati
dikenang banyak orang. Seantero dunia. Sejagad raya. Sealam semesta.
Seperti TUHAN. Gak mungkin lah yaw!! Kita ini hanya manusia, seperti
rumput yang jika dibakar ikut2an mampus! Musik zaman sekarang lebih
berorientasi kepada bisnisnya dibanding musik itu sendiri. Bertujuan
untuk memberi keuntungan profit bagi pihak2 tertentu. Ya perusahaan
label kek, manajemen artis kek, bebek2 wek wek kek.. WHATEVER! Yang gw
tahu, dan Anda pun pasti tahu… jiwa musik yang murni adalah yang bebas
dari pemaksaan! Gak peduli mereka suka or kagak, gak peduli harus
terkenal, gak peduli untung or rugi. Yang penting nyanyian jiwa kita
tercurahkan sesuai dengan apa yang ada dalam diri kita. Jadi diri
sendiri. Bukan jadi boneka perusahaan label rekaman ataupun kepentingan
pihak or komunitas tertentu. Mana mau gw disuruh bikin lagu kayak anu en
itu kalo jiwa musik gw gak nemu di titiknya. Tapi andaikan gw saat ini
ada dalam kontrak perusahaan anu, gw pasti dituntut untuk mengejar
ketertinggalan. Harus bikin lagu hits, harus masuk top 40.
walaaaaaahhhh!!! Kapan gw bisa enjoy hidup ini, man??? Of course, I
know.. bahwa berakit-rakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Ngumpulin
duit banyak dahulu, walau harus mati kemudian. Yang penting kaya dulu,
berleha-leha kemudian, katanya biar ntar kalo udah tua renta, kita gak
perlu makan ikan asin. Harus ada pengorbanan : masa muda, keluarga,
teman2, kerabat… idih, sori lah yaw! Gw kagak mau mengorbankan waktu gw
hanya demi sebuah ketenaran yang semu. Jatuh bangun kayak lagu dangdut.
Buat apa susah? Buat apa? Hanya dgn genjreng2 memainkan lagu gw sendiri
di kamar pun: AKU BAHAGIA WALAU MAKANANKU SEHARI-HARI CUMA IKAN ASIN! Ya
ya ya, mungkin harus dikaji ulang nih.. ada apa denganmu, musik? Hingga
tak tahan diri ini apabila tiada musik dalam menjalani hari-hariku. Aku
mencintaimu karena engkau terus menggodaku. Aku mencoba melupakanmu,
tapi engkau terus datang di relung hatiku. Hahahahahaha! Musik itu
memang edan. EDAN! Biarpun gw budek, tetep aja masih bisa mendengarmu,
oh musik. Parahnya lagi, walau tak ada musik yang terdengar di sekitar
gw, kan masih ada hati en pikiran gw. Terbius dalam alunan nada dari
imaji gw. Bukan candu, tapi ya begitulah adanya. Gw coba berkali-kali
utk tidak terlalu memikirkan berjuta-juta nada hasil kreatifitas belahan
otak gw. Tapi gak bisa, man! Jujur.. gw gak bisa.. udah takdir kali ya.
Oh Tuhan, kenapa engkau memberikan bakat musik kepada orang yang budek
ini??? Pendengaran itu penting, lho. Hahahahahaha!! Bodo amat.. Lebih
baik nyanyinya fals, daripada pemerintah yang fals. Gw bangga jadi diri
sendiri walau ternyata nyanyianku terdengar “sumbang” banget. Yeah
right, everybody loves a winner sih. Orang-orang mencintai seorang
pemenang. Tapi musik bukan untuk ajang kompetisi. Apalagi jadi ajang
permusuhan antar satu komunitas dgn komunitas yg lain, genre anu dgn
genre itu, band anu dgn band itu. Dasar kita memang bego kali ya, dari
zaman dulu diajarin di sekolah harus dan HARUS dan HARUS jadi yang
terunggul. WAJIB BELAJAR 9 TAHUN supaya jadi ranking pertama. Otak kita
dilatih secara tidak sadar untuk menjadi pribadi yg super-ego. Meski
sebetulnya seniman itu memang egonya tinggi semua, kebayang kan apa
jadinya kalo ditambah unsur2 “harus jadi juara”. Uuggghh… lingkungan
musik kita akan penuh dengan pertikaian, baku hantam, pembunuhan
karakter, de el el… (dalam scene DIY Punk dan UG, hal inilah yang jadi
kendala utama saat ini, bos!) So.. it’s all about scenario behind the
scenes. Apa yang sesungguhnya terjadi dalam “tubuh” musik kita? kenapa?
Ada apa? Bagaimana? Apakah kalian peduli? Apakah kalian mau berpikir
sejenak bahwa kalian nih para musisi yang pastinya dikenal karena
musiknya, kok malah ribut2 band anu harus gini gitu, ini itu, api apu,
abi abu?? Kenapa dalam banyak acara kolektifan yang diundang adalah
band2 sesuai agama genre para panitianya? Kenapa gak pernah lagi
terdengar gaung kebersamaan dalam satu acara semua genre kompak serentak
goyang berdansa bareng2??? Ya mungkin inilah akar dari pengkotakan baik
musik dan komunitas, yang melahirkan jurang pemisah, semakin hari
semakin jelas.. semakin maju semakin dibatas. Panitia metal yang maennya
juga band2 metal, panitia punk yang maen haruslah band punk juga.
TERBAKAR KALIAN SEMUA HINGGA TINGGAL JADI ARANG! Waduh.. sori.. aku
memang kurang ajar. Gak tau diri. Gak ngehargai senior-senior
(wuhakakakakakkkk!!!!!). Memangnya aku junior?? Kalo misalkan memang aku
seorang junior dan kalian masih maen senioritas kayak di sekolahan, ayo
terapkan sekalian penataran bagi calon2 Punkers di seluruh ENDONESIA.
Mau jadi Punk harus lulus ujian negara, ujian kena pukul kakak2 senior,
ujian di adu domba, ujian hormat bendera, ujian dijemur di lapangan,
ayo! Ayo! Ayo!! Kalo memang kalian berani dan tinggi hati sebagai
senior,gw saranin untuk tidak lupa bikin undang2 peraturan kapan hari
masuk tes dan kapan hari libur. Tak lupa rapor tahunan, yang banyak
angka merah ditelikung. SUNGGUH SENIORITAS ITU MEMALUKAN! Kenapa kalo
jadi Punkers harus lahir di zaman orde baru melulu? Semakin tua semakin
diakui…???? Ok, berarti kalian harus bikin mesin waktu mulai sekarang2,
agar para Punkers yang lahir di tahun 3000 mendatang menggunakan mesin
tersebut supaya bisa balik ke zaman Soeharto dan ikut ujian tes masuk
khusus Punkers yang diciptakan permainan busuk kalian! Kenapa masih ada
band yang gak mau masuk pamflet sih? Pamflet itu kan berbahan dasar
kertas, yang lebih murah daripada gitar listrik, drum, bass, microphone
yang kalian gunakan di panggung. Lebih murah daripada kaset, cd, vcd,
mp3 yang kalian gunakan untuk mempublikasikan band kalian. Lebih murah
daripada baju yang kalian kenakan. So what’s the problem?? Saat ini udah
banyak kok acara yang gak pake sponsor2 gede, jadi…apa yg salah sih? Ya
boleh2 aja lah kalo masih gak mau, gw kan Cuma nanya..Cuma ingin tahu..
maklum lah.. gw masih ecek-ecek! Hahahahah!!! Lagi nih..( masih banyak
lho bro, lur, sist, bang!), kenapa setiap harus diskusikan sesuatu
seperti misalnya beredar rumor2 tak sedap dalam suatu acara di jakarta
(misalnyaaaaaaaa booooos!), kita tuh kayak harus tau dulu gimana Jakarta
Punx, apakah kita dekat dgn mereka, apakah kita so close dengan orang2
di komunitasnya. Bagi gw itu gak perlu sama sekali. Ya sama aja kayak
elo ngomongin band Discharge anu en itu, apa kita dituntut mesti kenal
ama mereka? Elo ngomongin insiden WTC 9 september en BOM Bali I dan II,
apakah kita mesti kenal semua orang yang disitu???? Semua ini gak ada
yang sempurna, bos! So calm down! Inget dong, punk itu bukan Cuma ada di
Jakarta. Tapi di seluruh penjuru dunia. Jangan memikirkan kepentingan
komunitas sendiri lah apalagi diri pribadi. Ini berlaku buat semua di
pelosok kota dan desa di seluruh ENDONESIA (bukan INDONESIA). Bandung,
Sukabumi, Depok, Bogor, Medan, Kotamubagu, Bali, Makassar, Surabaya,
Pasuruan, de el el dimanapun kalian berada. Tunjukkanlah kebersamaan.
Enggak harus satu seragam tapi damai. Saling bantu. Saling memahami
kelebihan dan kekurangan masing2. Saling mengerti kalo ada seseorang
yang masih baru jadi punkers gak usah dibilang bodoh lah, karena gak ada
yang benar2 pintar kok. Berilah dia ilmu yang berguna bagi dirinya,
bukan dikasih jamu melulu trus mabok terus2an akhirnya dibiarkan
terbuang. Ini sebetulnya adalah apa yg pernah gw alami, sekarang gw
sadar ternyata gw ini dibodohi. Untung gw sadar, coba kalo gak! Udah
mati gw di jalan. Dan hal ini gak Cuma dialami gw sendiri, tapi berjuta2
Rand Boreel di luar sana masih banyak dimanfaatkan. Ini PEREMPUAN!
Banyak sekali band2 punk lokal menciptakan lagu2 hak2 asasi seorang
wanita meski band2 yang bersangkutan personilnya cowo semua. Gw salut.
Salut banget. Tapi jangan Cuma di mulut doang dong. Dari ujung ke ujung
negeri ini banyak anarcho-feminist yang kecimpung di Scene DIY Punk
& UG malah dimanfaatkan menjadi groupiest. Kalo mau cari groupiest,
cari sono di diskotik. Yang diperlukan bagi para feminis ini adalah
dukungan dalam aksi dan kreasi. Bukan aksi di ranjang en kreasi bikin
anak doang. Dukunglah mereka dengan saling bertukar ilmu dan pendapat.
Hargailah mereka. Jangan mentang2 lenggoknya kayak Madonna lantas kalian
cari ide gimana spy dia bisa ditiduri malam ini. Hahahahah!! Sori
juragan, ane makin kurang ajar. Tapi, fakta membuktikan..memang
begitulah kenyataannya. Kenyataan membuktikan…memang begitulah faktanya.
Bantulah para cewe2 ini untuk membuat records, buku, fanzine sebagai
bentuk apresiasi sesuai karakter mereka. Jadikan mereka wanita2 yang
kuat. Wonder women gitu loh. Dukunglah potensi yang mereka miliki, baik
di musik atau luar musik. Yang penting mereka berkreasi. Gak jadi
pelacur murahan. Gak perlu nebeng di mobil om-om cukong demi dapet duit.
Dimanapun kita bertemu dengan mereka, ingatkanlah selalu dirinya,
kawan! Negara kita ini adalah negara kedua terbesar di Asia yang
mengirim banyak Pekerja Sex Komersial ke luarnegeri. Ada yang sukarela,
ada yang ditipu, ada yang diculik lalu dipaksa. Bahkan anak gadis 8
tahun pun dipaksa melayani para fedofilia. SUNGGUH, REALITA ADALAH PERTUMPAHAN DARAH DAN TANGISAN IBU PERTIWI YANG BAGI SETAN HANYALAH SEBUAH PESTA! Kita…. adalah satu2nya kelompok yang bisa menghancurkan semua itu. Maka dari sekarang… BERSATULAH!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar