Translate

Kamis, 22 November 2012

KENDALA DALAM TUBUH D.I.Y PUNK & Underground.

www.anarchoi.gudbug.com

  

oleh : Randt Boreel

 Ada kiriman dari kawan di Sukabumi nih…——————–(iseng2 pengen kirim uneg2. hahahaha)Kita udah sering lihat banyak sekali biduan wanita seksi baik di layar kaca alias TiPi, radio, en media2 lainnya. Dari Beyonce hingga Krisdayanti. Rocker selewat-lewat ampe penyanyi dangdut yang pantatnya bergoyang nan seksi aduhai.. aaghhh.. tidaaaak!! Siapa yang gak konak lihat aksi mereka? Munafik lo semua kalo gak suka ama goyangan Titi Kamal dengan lagunya yang terkenal.. JABLAY! Gw yakin semua laki-laki akan ngaceng tititnya, bahkan seorang Presiden sekali pun! Alim ulama, pendeta, siapa tau ya kan?? Iya gak? Iya dooooonx. Bener gak? Bener dooooonx….
Tapi, kawan.. gw lagi ogah ngomongin ttg seberapa pandai seorang TITI membangunkan para TITIT. Gw adalah musisi, yg gw mau omongin itu ya musik, bukan pantat. Ngaco aja lu.. “tapi kan musik itu untuk didengarkan, bukan utk diperdebatkan..” celetuk seorang bayangan di kepala gw. “ye.. niat gw bukan untuk mengkritik kayak juri2 Negara Idol or Super Mamamia Lezatos, dodol! So, jangan berpikir ini suatu ajang debat. Just Relax, My Friends.” OK! HERE WE GO! Industri musik saat ini bagi gw udah kayak negara (lihat aja dari pembendaharaan katanya : “INDUSTRI musik”). Ada kepala pemerintahannya, menteri2nya, paduka permaisuri, berduka tiada yang peduli. Kita harus begini, kita harus begitu. Band harus kayak gini, band harus mirip itu. Jargon2 pembusukan seperti MUSIK KITA SAMPAI MANA? Seolah-olah secara gak langsung: “musisi yang baik dan benar, haruslah terkenal kayak Michael Jackson dan Nirvana.” Dikenal dimana-mana. Di pelosok desa maupun kota. Di surga atau neraka. Yang penting terkenal, apapun jalan yang harus ditempuh. Harus siap rela mati berkorban. GILA!! But..my friends.. siapa sih yg gak mau terkenal?? Ketika hidup banyak dipuji, ketika mati dikenang banyak orang. Seantero dunia. Sejagad raya. Sealam semesta. Seperti TUHAN. Gak mungkin lah yaw!! Kita ini hanya manusia, seperti rumput yang jika dibakar ikut2an mampus! Musik zaman sekarang lebih berorientasi kepada bisnisnya dibanding musik itu sendiri. Bertujuan untuk memberi keuntungan profit bagi pihak2 tertentu. Ya perusahaan label kek, manajemen artis kek, bebek2 wek wek kek.. WHATEVER! Yang gw tahu, dan Anda pun pasti tahu… jiwa musik yang murni adalah yang bebas dari pemaksaan! Gak peduli mereka suka or kagak, gak peduli harus terkenal, gak peduli untung or rugi. Yang penting nyanyian jiwa kita tercurahkan sesuai dengan apa yang ada dalam diri kita. Jadi diri sendiri. Bukan jadi boneka perusahaan label rekaman ataupun kepentingan pihak or komunitas tertentu. Mana mau gw disuruh bikin lagu kayak anu en itu kalo jiwa musik gw gak nemu di titiknya. Tapi andaikan gw saat ini ada dalam kontrak perusahaan anu, gw pasti dituntut untuk mengejar ketertinggalan. Harus bikin lagu hits, harus masuk top 40. walaaaaaahhhh!!! Kapan gw bisa enjoy hidup ini, man??? Of course, I know.. bahwa berakit-rakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Ngumpulin duit banyak dahulu, walau harus mati kemudian. Yang penting kaya dulu, berleha-leha kemudian, katanya biar ntar kalo udah tua renta, kita gak perlu makan ikan asin. Harus ada pengorbanan : masa muda, keluarga, teman2, kerabat… idih, sori lah yaw! Gw kagak mau mengorbankan waktu gw hanya demi sebuah ketenaran yang semu. Jatuh bangun kayak lagu dangdut. Buat apa susah? Buat apa? Hanya dgn genjreng2 memainkan lagu gw sendiri di kamar pun: AKU BAHAGIA WALAU MAKANANKU SEHARI-HARI CUMA IKAN ASIN! Ya ya ya, mungkin harus dikaji ulang nih.. ada apa denganmu, musik? Hingga tak tahan diri ini apabila tiada musik dalam menjalani hari-hariku. Aku mencintaimu karena engkau terus menggodaku. Aku mencoba melupakanmu, tapi engkau terus datang di relung hatiku. Hahahahahaha! Musik itu memang edan. EDAN! Biarpun gw budek, tetep aja masih bisa mendengarmu, oh musik. Parahnya lagi, walau tak ada musik yang terdengar di sekitar gw, kan masih ada hati en pikiran gw. Terbius dalam alunan nada dari imaji gw. Bukan candu, tapi ya begitulah adanya. Gw coba berkali-kali utk tidak terlalu memikirkan berjuta-juta nada hasil kreatifitas belahan otak gw. Tapi gak bisa, man! Jujur.. gw gak bisa.. udah takdir kali ya. Oh Tuhan, kenapa engkau memberikan bakat musik kepada orang yang budek ini??? Pendengaran itu penting, lho. Hahahahahaha!! Bodo amat.. Lebih baik nyanyinya fals, daripada pemerintah yang fals. Gw bangga jadi diri sendiri walau ternyata nyanyianku terdengar “sumbang” banget. Yeah right, everybody loves a winner sih. Orang-orang mencintai seorang pemenang. Tapi musik bukan untuk ajang kompetisi. Apalagi jadi ajang permusuhan antar satu komunitas dgn komunitas yg lain, genre anu dgn genre itu, band anu dgn band itu. Dasar kita memang bego kali ya, dari zaman dulu diajarin di sekolah harus dan HARUS dan HARUS jadi yang terunggul. WAJIB BELAJAR 9 TAHUN supaya jadi ranking pertama. Otak kita dilatih secara tidak sadar untuk menjadi pribadi yg super-ego. Meski sebetulnya seniman itu memang egonya tinggi semua, kebayang kan apa jadinya kalo ditambah unsur2 “harus jadi juara”. Uuggghh… lingkungan musik kita akan penuh dengan pertikaian, baku hantam, pembunuhan karakter, de el el… (dalam scene DIY Punk dan UG, hal inilah yang jadi kendala utama saat ini, bos!) So.. it’s all about scenario behind the scenes. Apa yang sesungguhnya terjadi dalam “tubuh” musik kita? kenapa? Ada apa? Bagaimana? Apakah kalian peduli? Apakah kalian mau berpikir sejenak bahwa kalian nih para musisi yang pastinya dikenal karena musiknya, kok malah ribut2 band anu harus gini gitu, ini itu, api apu, abi abu?? Kenapa dalam banyak acara kolektifan yang diundang adalah band2 sesuai agama genre para panitianya? Kenapa gak pernah lagi terdengar gaung kebersamaan dalam satu acara semua genre kompak serentak goyang berdansa bareng2??? Ya mungkin inilah akar dari pengkotakan baik musik dan komunitas, yang melahirkan jurang pemisah, semakin hari semakin jelas.. semakin maju semakin dibatas. Panitia metal yang maennya juga band2 metal, panitia punk yang maen haruslah band punk juga. TERBAKAR KALIAN SEMUA HINGGA TINGGAL JADI ARANG! Waduh.. sori.. aku memang kurang ajar. Gak tau diri. Gak ngehargai senior-senior (wuhakakakakakkkk!!!!!). Memangnya aku junior?? Kalo misalkan memang aku seorang junior dan kalian masih maen senioritas kayak di sekolahan, ayo terapkan sekalian penataran bagi calon2 Punkers di seluruh ENDONESIA. Mau jadi Punk harus lulus ujian negara, ujian kena pukul kakak2 senior, ujian di adu domba, ujian hormat bendera, ujian dijemur di lapangan, ayo! Ayo! Ayo!! Kalo memang kalian berani dan tinggi hati sebagai senior,gw saranin untuk tidak lupa bikin undang2 peraturan kapan hari masuk tes dan kapan hari libur. Tak lupa rapor tahunan, yang banyak angka merah ditelikung. SUNGGUH SENIORITAS ITU MEMALUKAN! Kenapa kalo jadi Punkers harus lahir di zaman orde baru melulu? Semakin tua semakin diakui…???? Ok, berarti kalian harus bikin mesin waktu mulai sekarang2, agar para Punkers yang lahir di tahun 3000 mendatang menggunakan mesin tersebut supaya bisa balik ke zaman Soeharto dan ikut ujian tes masuk khusus Punkers yang diciptakan permainan busuk kalian! Kenapa masih ada band yang gak mau masuk pamflet sih? Pamflet itu kan berbahan dasar kertas, yang lebih murah daripada gitar listrik, drum, bass, microphone yang kalian gunakan di panggung. Lebih murah daripada kaset, cd, vcd, mp3 yang kalian gunakan untuk mempublikasikan band kalian. Lebih murah daripada baju yang kalian kenakan. So what’s the problem?? Saat ini udah banyak kok acara yang gak pake sponsor2 gede, jadi…apa yg salah sih? Ya boleh2 aja lah kalo masih gak mau, gw kan Cuma nanya..Cuma ingin tahu.. maklum lah.. gw masih ecek-ecek! Hahahahah!!! Lagi nih..( masih banyak lho bro, lur, sist, bang!), kenapa setiap harus diskusikan sesuatu seperti misalnya beredar rumor2 tak sedap dalam suatu acara di jakarta (misalnyaaaaaaaa booooos!), kita tuh kayak harus tau dulu gimana Jakarta Punx, apakah kita dekat dgn mereka, apakah kita so close dengan orang2 di komunitasnya. Bagi gw itu gak perlu sama sekali. Ya sama aja kayak elo ngomongin band Discharge anu en itu, apa kita dituntut mesti kenal ama mereka? Elo ngomongin insiden WTC 9 september en BOM Bali I dan II, apakah kita mesti kenal semua orang yang disitu???? Semua ini gak ada yang sempurna, bos! So calm down! Inget dong, punk itu bukan Cuma ada di Jakarta. Tapi di seluruh penjuru dunia. Jangan memikirkan kepentingan komunitas sendiri lah apalagi diri pribadi. Ini berlaku buat semua di pelosok kota dan desa di seluruh ENDONESIA (bukan INDONESIA). Bandung, Sukabumi, Depok, Bogor, Medan, Kotamubagu, Bali, Makassar, Surabaya, Pasuruan, de el el dimanapun kalian berada. Tunjukkanlah kebersamaan. Enggak harus satu seragam tapi damai. Saling bantu. Saling memahami kelebihan dan kekurangan masing2. Saling mengerti kalo ada seseorang yang masih baru jadi punkers gak usah dibilang bodoh lah, karena gak ada yang benar2 pintar kok. Berilah dia ilmu yang berguna bagi dirinya, bukan dikasih jamu melulu trus mabok terus2an akhirnya dibiarkan terbuang. Ini sebetulnya adalah apa yg pernah gw alami, sekarang gw sadar ternyata gw ini dibodohi. Untung gw sadar, coba kalo gak! Udah mati gw di jalan. Dan hal ini gak Cuma dialami gw sendiri, tapi berjuta2 Rand Boreel di luar sana masih banyak dimanfaatkan. Ini PEREMPUAN! Banyak sekali band2 punk lokal menciptakan lagu2 hak2 asasi seorang wanita meski band2 yang bersangkutan personilnya cowo semua. Gw salut. Salut banget. Tapi jangan Cuma di mulut doang dong. Dari ujung ke ujung negeri ini banyak anarcho-feminist yang kecimpung di Scene DIY Punk & UG malah dimanfaatkan menjadi groupiest. Kalo mau cari groupiest, cari sono di diskotik. Yang diperlukan bagi para feminis ini adalah dukungan dalam aksi dan kreasi. Bukan aksi di ranjang en kreasi bikin anak doang. Dukunglah mereka dengan saling bertukar ilmu dan pendapat. Hargailah mereka. Jangan mentang2 lenggoknya kayak Madonna lantas kalian cari ide gimana spy dia bisa ditiduri malam ini. Hahahahah!! Sori juragan, ane makin kurang ajar. Tapi, fakta membuktikan..memang begitulah kenyataannya. Kenyataan membuktikan…memang begitulah faktanya. Bantulah para cewe2 ini untuk membuat records, buku, fanzine sebagai bentuk apresiasi sesuai karakter mereka. Jadikan mereka wanita2 yang kuat. Wonder women gitu loh. Dukunglah potensi yang mereka miliki, baik di musik atau luar musik. Yang penting mereka berkreasi. Gak jadi pelacur murahan. Gak perlu nebeng di mobil om-om cukong demi dapet duit. Dimanapun kita bertemu dengan mereka, ingatkanlah selalu dirinya, kawan! Negara kita ini adalah negara kedua terbesar di Asia yang mengirim banyak Pekerja Sex Komersial ke luarnegeri. Ada yang sukarela, ada yang ditipu, ada yang diculik lalu dipaksa. Bahkan anak gadis 8 tahun pun dipaksa melayani para fedofilia. SUNGGUH, REALITA ADALAH PERTUMPAHAN DARAH DAN TANGISAN IBU PERTIWI YANG BAGI SETAN HANYALAH SEBUAH PESTA! Kita…. adalah satu2nya kelompok yang bisa menghancurkan semua itu. Maka dari sekarang… BERSATULAH!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar