akhir – akhir ini kita sering melihat berita – berita “kekerasan”
yang terjadi yang korbannya adalah sebagian kaum perempuan. kaum
perempuan selalu mendapatkan perlakuan yang terkesan ” tidak adil ”
yang di lakukan oleh para fundementalis. seperti desakan agar segera di
sahkan RUU APP ( rancangan undang – undang anti pornografi dan
pornoaksi )
gw sebagai lelaki yang tidak begitu mengerti tentang aturan2 yang
melindungi hak2 seorang perempuan, apa lagi batas batas sampai dimana
jika seorang wanita berada di depan umum bisa membangkitkan fantasi
seks seorang lelaki sehingga secara otomatis akan menurunkan moral kedua belah pihak , sehingga hukuman bisa di jatuhkan ke wanita bersangkutan
. gw setuju wanita harus punya tempat terhomat. dan kehormatan
seorang wanita bukan cuma berhelai kain yang melekat pada dirinya tapi
bagaimana mereka bisa menjadi bagian dari pembangungan ini,yang
berwawasan nusantara,cerdas,elegan, tangguh tampa mengenyampingkan nilai
– nilai kartini yang menjadi semangat kaum perempuan dinegeri ini.
negara ini perlu belajar mandiri dan elegan bahwa wanita bukan lagi
gender yang mempunyai basic think yang nomor dua di bandingkan kaum
lelaki. etika dan adat budaya indonesia yang beragam sudah sangat ideal
jika di jadikan acuan, dan masyarakat pada umunya bisa belajar dari
kesalahan bahwa menomorduakan wanita dan mendiskriminasikannya , sama
saja kemunduran dan kehancuran di negeri ini. berikan
kebebasan bagi kaum ini untuk berkembang dan mengembangkan bangsa
indoneisa, menjadi bangsa yang lebih manusiawi terhadap semua gender.
rupanya kaum fudamentalis selama ini menjadi momok yang menakutkan bagi
para kartini -kanrtini di negeri ini. mereka seakan menjadi tuhan dan
tuan bagi kaum ini. bahkan mereka mengatur dan cenderung represif
terhadap kebijakan privasi seorang wanita, terutama cara berpakian.
seakan wanita di negeri ini sangat bodoh sehingga tidak tahu pakaian
mana yang layak di gunakan dan mana yang tidak, wanita bagi kaum
fudamentalis sebagai ancaman jika tampil sedikit “terbuka” karena
payudara dan paha yang di anugerahi sejak lahir sehingga harus di atur
cara berpakian mereka, bukankan
wanita adalah manusia yang berakal, yang tampa agama pun mereka pasti
tau cara berpakain mana yang bisa menjaga integritas mereka?
rupanya para fundamentlis ini mempunyai pikiran yang sangat picik,
kenapa tidak. mereka beranggapan bahwa cara berpakaian seseorang wanita
bisa meruntuhkan moral suatu bangsa, dogma sesat nan menyesatkan. para
fudamentalis ini menjadikan teologi mereka sebagai dasar acuan, mereka
lupa bahwa kartini – kartini di negara ini mempunyai latar belekang
budaya dan adat istidat yang berbeda. yang dari rumah adatnya mereka
sudah di ajarkan bagaimana menjadi wanita yang indonesiawi.
sangat tidak relevan jika perilaku sebagian selebritis yang mempertontonkan paha dan payudara lewat goyangannya
, banyaknya lokalisasi etc etc sebagai faktor hancurnya moral bangsa
di negeri ini. mereka lupa induk dari masalah2 diatas sebenarnya adalah
keterpurukan pendidikan, kemiskinan di negeri ini, fanatisme yang
berlebihan dari sebagian kalangan juga turut mendegradasi kualitas
intelektualitas bangsa ini.
jika kualitas intelektualitas
person di negeri ini baik, maka hal2 seperti aksi goyang selebritis
dangdutzz akan di anggap sebagai “aksi biasa dan tidak perlu di
perdebatkan ” dan bukan suatu ancaman. inilah yang membedakan antara
orang yang berpikiran dengan menggunakan akal sehat dan rasionalitas,
daripada sentiment dari sudut pandang sempit teologi kaum fundamentalis
yang membatasi hak – hak wanita yang bernilai pemaksaan.
note : ini bukan blog agama sekali lagi bukan blog agama, ini blog
menggunakan akal sehat yang berkeadilan atas dasar pluralitas. dan
pengghargaan terhadap perbedaan. jadi akan sangat tidak nyambung bagi
anda2 pendukung RUU APP dan fundamentalis jika menggunakan dalil2 agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar